Audio Mixer
Dalam dunia Audio profesional, sebuah mixing console, apakah itu
analog maupun digital, atau juga disebut soundboard / mixing desk (papan
suara) adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi memadukan
(lebih populer dengan istilah "mixing"), pengaturan jalur (routing) dan
mengubah level, serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio. Sinyal -
sinyal yang telah diubah dan diatur kemudian dikuatkan oleh penguat
akhir atau power amplifier.
Audio mixer secara luas digunakan dalam berbagai keperluan, termasuk
studio rekaman, sistem panggilan publik (public address), sistem
penguatan bunyi, dunia penyiaran baik radio maupun televisi, dan juga
pasca produksi pembuatan film. Suatu contoh yang penerapan sederhana,
dalam suatu pertunjukan musik misalnya, sangatlah tidak efisien jika
kita menggunakan masing masing amplifier untuk menguatkan setiap bagian
baik suara vokal penyanyi dan alat alat musik yang dimainkan oleh band
pengiringnya.
Disini Audio mixer akan menjadi bagian penting sebagai titik
pengumpul dari masing masing mikropon yang terpasang, mengatur besarnya
level suara sehingga keseimbangan level bunyi baik dari vokal maupun
musik akan dapat dicapai sebelum diperkuat oleh amplifier.
Mixer adalah salah satu perangkat paling populer setelah microphone. Kita lebih mengenalnya dengan sebutan mixer, mungkin kebanyakan kita menyebutnya demikian karena fungsinya yang memang mencampur segala suara yang masuk, kemudian men-seimbangkannya, menjadikannya salura dua kanal (L-R kalau stereo, dan satu kalau mono), kemudian mengirimkannya ke cross-over aktif baru diumpan ke power amplifier dan terakhir ke speaker.
Mixer adalah salah satu perangkat paling populer setelah microphone. Kita lebih mengenalnya dengan sebutan mixer, mungkin kebanyakan kita menyebutnya demikian karena fungsinya yang memang mencampur segala suara yang masuk, kemudian men-seimbangkannya, menjadikannya salura dua kanal (L-R kalau stereo, dan satu kalau mono), kemudian mengirimkannya ke cross-over aktif baru diumpan ke power amplifier dan terakhir ke speaker.
Mixing console menerima berbagai sumber suara. Bisa dari microphone,
alat musik, CD player, tape deck, atau DAT. Dari sini dengan mudah dapat
dilakukan pengaturan level masukan dan keluaran mulai dari yang sangat
lembut sampai keras. Kalau kita misalkan sebuah system audio iu
umpamakan sebagai tubuh manusia, snake cable bisa kita umpamakan sebagai
system syaraf, dan mixing console sebagai jantungnya.
Bila terjadi suatu masalah dengannya, berarti system tersebut sedang
dalam masalah besar. Salah satu syarat terpenting dalam mixing console
yang baik adalah mempunyai input gain yang baik, pengaturan eq yang juga
baik. Maka dengan demikian akan dapat dilakukan pengaturan yang lebih
sempurna dan optimal terhadap setiap input microphone, atau apapun yang
menjadi sumber suaranya. Ada banyak tipikal pengaturan yang terdapat
dalam sebuah mixing console.
Menu Umum Pada Mixer
Gain
Disebut juga input level atau trim, biasa terdapat pada urutan paling
atas dari setiap channel mixing console. Fungsinya adalah untuk
menentukan seberapa sensitive input yang kita inginkan diterima oleh
console. Apakah berupa signal mic atau berupa signal line (keyboard,
tape deck, dll). Tombol ini akan sangat membantu untuk mengatur signal
yang akan masuk ke console. Bila signal lemah, maka dapat dilakukan
penambahan, bila terlalu kuat dapat dikurangi.
Contoh : untuk penyanyi yang suaranya
lemah atau tidak meiliki power yang baik, diperlukan penambahan gain
yang lebih. Sedangkan untuk gebukan kick drum, mungkin dilakukan dengan
sedikit penambahan. Ini dilakukan agar menjaga setiap input yang masuk
ke mixer tetap optimal. Input gain yang terlalu besar akan menyebabkan
distorsi, sedangkan kalau terlalu lemah akan membutuhkan penambahan yang
bila berlebihan akan menyebabkan noise.
Jadi input gain stage adalah hal yang paling penting dan kritis,
karena dari sinilah semua suara yang berkualitas dimulai. Makanya
usahakanlah untuk menjaga agar setiap input tetap clean dan clear sebisa
mungkin. Sebab noise dan distorsi yang diakibatkan dalam poin ini akan
mengalir terus ke seluruh system dan membuat seluruhnya jadi terganggu.
Bila ternyata input gain sangat besar atau bahkan terlalu besar sehigga
setelah dikurangi juga masih saja terlalu kuat, maka untuk itu terdapat
switch PAD pada console yang fungsinya adalah untuk menurunkan gain
input signal mulai –20 sampai –30 db.
=== EQ pada channel =========;;;; Pada setiap channel di mixing
console selalu terdapat Equalizer Section. Fungsinya yaitu sebagai
pengatur tone untuk me-modifikasi suara yang masuk pada channel
tersebut. Umumnya sound engineer melakukan perubahan sound melalui EQ
bertujuan dua :
- untuk mengubah sound instrument menjadi sound yang lebih disukai
- untuk mengatasi frekuensi dari input yang bermasalah, misalnya feedback, dengung, overtune, dll.
Pengaturan yang sangat mendasar dari EQ adalah berupa Low dan Hi,
kemudian penambahan dan pengurangan (boost/cut). Atau ada juga yang
lebih kompleks dengan 4 jalur dengan fungsi yang full parametric. Namun
tak perduli seperti apa tipe EQ yang terdapat dalam console, karena
tetap dalam tujuan yang sama untuk membantu menemukan sound yang
terbaik.
EQ yang fix
Yang dimaksud fix di atas adalah pada EQ tersebut tidak memiliki
tombol untuk mmilih frekuensi yang akan disetting. Karena frekuensi yang
akan “dikerjai” telah ditetapkan dari pabrik. Pembagian frekuensi pada
EQ jenis ini mirip denga pembagian yang terdapat pada crossover, hanya
terdiri atas :
- Low, dan hi-pada EQ 2way
- Low, Mid dan Hi-pada EQ 3way
- Low, Low Mid, Hi mid dan Hi-pada EQ 4 way
Memutar tombol boost/cut akan memberi pengaruh sampai 12 atau 15 db tergantung mixing console apa yang anda gunakan.
Sweepable EQ
Biasa disebut Quasi Parametric atau Semi Parametric (bukan full
parametric-karena tanpa pengatur bandwitch). Pada EQ yang full
parametric kita dapat melakukan pengaturan untuk setiap parameternya.
Apakah itu parameter frekuensi, bandwitch, ataupun parameter level. EQ
tipe ini mempunyai kemampuan set-up yang sangat fleksibel, dan biasanya
menyediakan pengontrolan mid-range dengan system EQ-3 atau 4 jalur.
Cara kerja :
- Lakukan pemutaran pada tombol freq untuk memilih freq yang akan diatur.
- Putar tombol boost/cut untuk penambahan atau pengurangan pada frekuensi yang kita pilih tadi. Misalnya untuk mengatur frekuensi low mid pada drum.
- Biarkan frekuensi lain tetap pada sound flat.
- Putar tombol boost/cut sampai habis ke kiri, atau pada posisi kira-kira jam 7.
- Putar tombol frekuensi sampai sound yang terdengar boomy tadi terdengar hilang.
- Setelah frekuensi yang dicari ketemu, lakukan pengaturan lagi pada tombol boost/cut. Karena melakukan pemotongan yang terlalu ekstrm pada frekuensi low mid bisa mengakibatkan sound yang terdengar “kosong”.
Kita juga dapat melakukan pengaturan untuk vokal pada frekuensi
3,5KHz saja tanpa memengaruhi keseluruhan frekuensi Hi Mid lainnya.
Mixing console dengan pengaturan mid tunggal biasanya bisa dibeli dengan
harga yang lebih ekonomis, sementara mixing console versi lain yang
dilengkapi dengan pengaturan Low Mid dan Hi Mid agak lebih mahal.
Ada juga model pengaturan Eq dengan tombol Mid yang sebenarnya sama
saja dengan tipe sebelumnya. Hanya saja tombol pemilih frekuensi dan
tombol cut/boost berada dalam satu tempat. Untuk frekuensi diatur oleh
tombol yang sebelah luar, sedang untuk boost atau cut dilakukan oleh
tombol sebelah dalam. Tipe ini juga sering terdapat pada mixing console
yang full parametric Eq dengan system 4 way. Desain seperti ini
dilakukan oleh pabrik pembuatnya karena alasan menghemat tempat. Desain
sebuah mixing console juga merupakan suatu hal yang penting dan
menentukan.
Pengaturan lainnya pada channel
48v Phantom
Ada beberapa tipe microphone yang salah satunya adalah merupakan mic
condeser, mic jenis ini butuh tenaga tambahan untuk membuatnya bekerja.
Untuk itulah tombol 48v phantom berfungsi yang bila diaktifkan akan
mengirim 48v DC ke microphone sebagai penyuplai tenaga, atau juga ke DI
Box aktif. Perhatikanlah baik-baik, karena pada beberapa mixing console
tidak terdapat switch phantom secara individual, melainkan hanya
terdapat satu tombol saja untuk mengaktifkan phantom bagi seluruh
channel, maka periksalah terlebih dahulu, bila semua kabel yang terkonek
ke konsole adalah merupakan input balance, ini tidak akan menimbulkan
masalah. Tetapi bila salah satu atau beberapa di antaranya merupakan
tidak balance, maka ini akan menimbulkan masalah.
PAD
Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, tombol ini berfungsi untuk
mengurangi gain input dari 20 samapi 30db. Tombol ini bukan merupakan
tombol putar yang bisa diatur pengurangannya, melainkan tombol tekan.
Bila tombol PAD ditekan gain input akan berkurang antara 20 sampai 30db
tergantung mixer (baca:manual booknya). Dan bila anda kurang teliti, ini
akan menyebabkan mic jadi tidak terdengar karena pengurangan tersebut.
Jadi tombol PAD diperlukan hanya untuk signal yang overload. Dan itupun
bila setelah dikurangi pada tombol gain ternyata masih tetap terlalu
kuat.
Reverse
Adalah untuk membalikan phase. Pada setiap masukan selalu terdiri
minimal lebih dari satu sambungan. Misalnya microphone yang dengan
konektor XLR pasti terdapat tiga pin (pin1-ground, pin2-hot/positif,
pin3 cold/negatif). Bila salah satu pin terbalik (pin2 dan pin3), maka
suara yang dihasilkan akan berbeda. Ini sangat terasa bila terjadi pada
channel kick drum, kalau pin berada pada posisi benar, maka pada saat
kick dihentak, konus speaker akan bergerak kedepan dan menghembuskan
udara ke arah anda bukannya ke belakang. Sedang kalau pin terbalik,
konus akan bergerak ke belakang dan menghisap udara dari arah anda.
Untuk itulah tombol reverse berguna, yang bila diaktifkan akan
membalik phase dari channel (positif menjadi negatif). Ini juga berguna
untuk kasus dua buah mic dengan posisi sangat berdekatan sehingga
terjadi canceling phase, yang akan mengakibatkan sound terdengar hampa
(dengan kehilangan suara rendahnya). Hal ini sering terjadi bila anda
tidak teliti terhadap semua plus minusnya kabel. Dan jangan cepat panik
bila saat anda setting disuatu tempat, anda mendengar nada rendah yang
terlihat loyo, bisa terjadi dikarenakan keterbalikan phase tersebut.
Contoh sederhana : hubungkan output dari
cd player ke mixing console dan dengarkan suaranya dengan seksama.
Kemudian tekanlah tombol reverse dari salah satu channel. Dengarkan lagi
suaranya, pasti salah satunya lebih baik.
Mic/line
Switch tekan ini untuk mengubah sirkit gain control. Tergantung
apakah yang menjadi input adalah mic, effect return atau tape deck/CD.
Pada banyak mixing console terdapat terminal input yang terpisah antara
mic dan line input pada channel yang sama. Input mic biasanya
menggunakan tipe konektor balans 3 pin XLR atau kadang biasa disebut
jack Canon. Sedangkan line input menggunakan jack seperti yang biasa
dipakai jack gitar.
Hal ini memungkinkan untuk mencolokkan dua input yang berbeda dalam satu channel, dan switch ini untuk mengaktifkan salah satu input yang kita inginkan di antara keduanya. Sebagai contoh, anda dapat mencolokkan effect return dngan gain yang diset rendah pada mic input kemudian mencolokkan lagi tape deck pada line input channel yang sama. Pada saat band sedang show dan tape deck tidak dibutuhkan, anda tinggal men-switch tombol tersebut pada posisi mic. Kemudian pada saat band telah selesai dan butuh playback musik dari tape deck/CD, anda juga tinggal men-switchnya pada posisi line. Ini bisa dilakukan untuk menghemat channel, khususnya apabila console yang digunakan tidak terlalu besar.
Hal ini memungkinkan untuk mencolokkan dua input yang berbeda dalam satu channel, dan switch ini untuk mengaktifkan salah satu input yang kita inginkan di antara keduanya. Sebagai contoh, anda dapat mencolokkan effect return dngan gain yang diset rendah pada mic input kemudian mencolokkan lagi tape deck pada line input channel yang sama. Pada saat band sedang show dan tape deck tidak dibutuhkan, anda tinggal men-switch tombol tersebut pada posisi mic. Kemudian pada saat band telah selesai dan butuh playback musik dari tape deck/CD, anda juga tinggal men-switchnya pada posisi line. Ini bisa dilakukan untuk menghemat channel, khususnya apabila console yang digunakan tidak terlalu besar.
High Pass filter
Akan memotong frekuensi rendah dari input yaitu dari 80 Hz ke bawah.
Ini dapat diaktifkan (IN) bila dari sumber suara tidak memproduksi suara
dengan jangkauan frekuensi serendah itu. Misalnya Hi-Hat, vokal, gitar
(khususnya akustik). Namun tidak perlu diaktifkan (OUT) terhadap channel
drum (kick dan beberapa tom) dan bass gitar. Karena bila diaktifkan
akan mengakibatkan channel tersebut kehilangan frekuensi rendahnya.
EQ In/Out
Merupakan switch sederhana untuk mengaktifkan dan menon-aktifkan
section EQ pada channel. Juga berguna untuk membandingkan sound yang
telah diEQ hanya dengan menekan tombol tersebut bolak-balik.
Group Assigns
Disebut juga Subgroup Assigns, hanya terdapat pada mixing console
yang memiliki group. Misalkan pada mixing console tersebut tertulis 16/2
berarti 16 channel 2 output (L/R). Ini menunjukkan bahwa mixing console
tersebut tidak memiliki group. Namun bila tertulis 16/4/2, ini berarti
mixing console tersebut memiliki 16 channel, 4 group dan 2 master L/R.
Group assigns adalah yang menentukan kemana signal channel akan dikirim.
Apakah ke group atau ke master L/R. Misalnya dalam sebuah mixing
console yang memiliki 4 group, kita dapat mengirim semua channel drum ke
group 1, gitar dan bas ke group 2, keyboard ke group 3 dan vokal ke
group 4.
Sedangkan bila tersedia 8 group, kita dapat melakukan hal yang sama
namun semuanya dalam stereo. Yang kemudian seluruhnya dikirim ke master
L/R. Mungkin akan timbul pertanyaan, sepertinya ini tidak begitu
berarti, karena akhirnya seluruhnya dikirim juga ke master L/R. Bukankah
lebih baik mengatur langsung dari master? Tapi dalam kenyataannya tidak
begitu. Misalnya pada saat soundcheck kita telah membalans dan
menyeimbangkan seluruh channel dan kemudian kita gabungkan dengan bass
gitar dalam group 1-2.
Pada saat pertunjukan sedang berlangsung, kita hanya perlu mengawasi
group 1-2 saja untuk mengontrol level keseluruhan channel drum dan bass.
Begitu juga dengan backing vokal atau instrument yang kita gabungkan
dalam group yang sama. Sebagian besar group assigns juga dilengkapi
dengan pan control individual. Menggunakan group akan sangat membantu
kita mengoperasikan system pada penampilan live.
signal dari channel dapat dikirim ke group mana yang kita mau atau
juga dikirim ke master. Misalnya kita kirim channel penyanyi utama ke
master L/R sedang channel dari backing vokal ke group yang kemudian
di-insert gate hanya untuk group tersebut. Dan masih banyak kemungkinan
lain.
PFL dan SOLO
Tombol PFL (Pre Fade Listening) akan membantu untuk mendengar
(melalui headphone) channel yang tombol PFL / SOLOnya diaktifkan. Juga
untuk men-check gain signal pada channel. Misalnya pada saat soundcheck,
sebelum membuka fader dari channel, tekan tombol PFL, maka pada led
indikator channel akan terlihat seberapa besar gain input yang masuk
(apakah overload atau terlalu kecil) sebelum suara dikirim ke seluruh
system.
Pada beberapa tipe mixing console terdapat hanya tombol SOLO yang berguna pada saat soundcheck dan berfungsi untuk mengirim hanya channel yang ditekan tombol solonya ke master L/R. Ingat! Pastikan tombol ini dalam posisi out sebelum band mulai bermain. Atau ini akan menjadi hal yang sangat memalukan.
Pada beberapa tipe mixing console terdapat hanya tombol SOLO yang berguna pada saat soundcheck dan berfungsi untuk mengirim hanya channel yang ditekan tombol solonya ke master L/R. Ingat! Pastikan tombol ini dalam posisi out sebelum band mulai bermain. Atau ini akan menjadi hal yang sangat memalukan.
Auxiliary Sends
Dari tombol putar ini dapat dikirim signal dari channel tersebut
keluar mixing console (melalui terminal aux out pada terminal keluaran
di panel belakang mixer), kemudian dari tombol ini juga dapat dikontrol
level signal yang dikirimnya tadi. Signal yang dikirim ini terpisah sama
sekali dari keluaran master. Ini berguna untuk mengirim signal ke
system monitor, atau juga ke berbagai macam unit effec, dan dari
keluaran effect dikirim lagi ke channel yang berbeda pada mixing
console. Mixer yang pling sederhana sekalipun sedikitnya memiliki satu
atau dua AUX SEND. Satu untuk mengirim signal ke monitor dan satu untuk
mengrim effect (echo, reverb). Sedang pada mixing console yang lebih
besar memiliki 4-6 atau 8 aux send yang kemudian dibagi lagi atas Pre
Fade atau Post Fade.
Pre Fade
Pada mixer besar umumnya terdapat auxiliary yang terbagi atas pre
fade dan atau post fade. Signal yang dikirim dari Pre fade tidak
mengalami pengaruh dari channel atau belum mengalami proses dari
channel. Itulah makanya Pre fade yang Pre EQ baik dan ideal digunakan
untuk mengirim signal ke monitor section.
Post Fade
Adalah kebalikan dari pre fade. Yang semua signal yang dikirim
melalui post fade adalah telah melalui proses dari channel atau ikut
pengaruh dari channel fader, baik EQ maupun levlnya. Post fade sering
digunakan untuk mengirim signal ke effect, atau mengirim signal ke mixer
yang tepisah untuk keperluan broadcast (Stasiun TV atau Radio), dll.
Tidak ada keterikatan dalam pemilihan penggunaan Auxiliary Send. Bisa
saja menggunakan Pre fade untuk mengirim signal ke effect karena akan
mendapatkan level original dariminput. Hanya saja tetap harus melakukan
pengontrolan level dari effect pada saat yang bersamaan.
Auxiliary Master
Setiap auxiliary dari channel memiliki satu tombol lagi sebagai
pengatur level untuk keseluruhannya. Misalnya aux 1 setiap channel
memiliki master aux 1 untuk mengatur seluruh level dari aux 1 setiap
channel. Begitu juga auxiliary lainnya. Yang berarti bila mixer meiliki 4
auxiliary out, maka akan terdapat 4 auxiliary master. Perhatikan
beberapa tombol sejenis seperti Aux Master, Effect Master, Monitor
Master, atau sesuatu yang kurang lebih adalah berfungsi sama. Untuk
pen-settingan awal putar tombol tersebut pada posisi jam 2, baru lakukan
pen-settingan pada channel. Bila ternyata masih kurang kuat, tambah
lagi, atau bila terlalu keras, kurangi. Semuanya tergantung situasi.
Auxiliary Return
Signal yang telah dikirim melalui auxiliary out ke unit effect apakah
Delay, Reverb atau lainnya akan dikirim kembali ke mixing console untuk
digabungkan dan diseimbangkan secara tepat dengan level dari signal
orisinil source tadi. Walupun cukup banyak juga mixing console yang
memiliki pengaturan effect return secara khusus. Yang biasanya bukan
dalam bentuk slider (potensio geser). Bila memang masih terdapat channel
yang dapat digunakan sebagai masukan effect, kita dapat melakukan
pegaturan sengan slider yang lebih memudahkan seperti melakukan
pengaturan pada channel standard. Namun pengaturan dengan aux return
juga sama seperti yang kita lakukan pada channel, hanya dengan memutar
ke arah kanan dan kiri untuk menambah dan mengurangi level effect.
Perhatikan! Bila anda membuka sedikit saja Aux Send dari channel yang
telah digunakan sebagai effect return, akan berakibat feed back dan
noise. Atasi segera dengan menurunkan level dari channel, kemudian
periksa Aux Send pada channel.
Tampak Belakang
Adalah menjadi salah satu yang sangat-sangat penting untuk
dipehatikan. Karena disinilah seluruh kabel (baik input maupun output)
terhubung. Termasuk dari snake kabel, tape deck/CD, atau juga untuk
mengirim atau mnerima effect (send/return), sampai ke main output (untuk
mengirim ke seluruh system utama).Berbeda tipe dan merk mixing console
akan berbeda pula posisi panel belakangnya (yang kalau anda teliti pasti
tidak akan terlalu membingungkan). Untuk setiap cahnnel terdapat
terminal masukan mic yang biasanya terdiri dari konektor XLR. Namun ada
lagi beberapa lainnya sebagai berikut :
Line input
Masukan selain masukan mic, namun terpisah (biasanya dengan jack gitar balance/TRS).
Insert
Digunakan untuk mengolah signal melalui effect seperti Gate,
Compressor atau EQ hanya untuk channel yang diinsert saja, berfungsi
bila kita ingin menggunakan effect atau apapun untuk memproses hanya
satu channel saja yang kita inginkan. Karena insert adalah jalur untuk
mengalirkan dan menerima kembali signal yang telah diproses oleh effect
atau perangkat apapun. Bila terdapat dua berarti satu untuk masukan (IN)
dan satu untuk keluaran (OUT) yang selalu diberi tanda untuk tulisan
Insert In dan Insert Out, bila terdapat hanya satu, ini pasti terdiri
dari jack balance TRS (Tip Ring Slave). Tip adalah sebagai IN, Ring
adalah sebagai OUT, dan Slave adalah sebagai GROUND. Selain itu juga
terdapat line out atau direct out tersendiri, yang sering digunakan
untuk aplikasi rekaman per-track, ini bisa saja Pre Fade atau Post Fade,
tergantung consolenya.
Pada section master terdapat beberapa terminal lagi seperti :
Auxiliary Out yang biasa tertulis Aux snd 1, Aux send 2, dst. Atau juga
dengan nama Effect Out, Monitor Out, tergantung apa yang tertulis pada
tombol-tombol panel pengontrolnya. Setiap group mempunyai kluaran
masing-masing dan selalu dilengkapi dengan insert group. Insert Group
bisa digunakan bila kita hanya ingin memproses signal di goup tersebut.
Misalnya semua channel vokal dikiim ke group 1, kemudian kita men-insert
compressor hanya untuk group satu yang berisi vokal.
Banyak console yang didalamnya terdapat power supply. Tapi banyak
juga yang menggunakan power supply terpisah, menggunakan multi pin yang
terkoneksi ke console. Perhatikan voltase yang dibutuhkan untuk
menyalakannya sebelum mencolokkan k listrik. Terminal keluaran untuk
Master kanan dan kiri terdiri dari konektor XLR atau jack. Namun juga
tidak jarang terdiri dari keduanya. Selain itu juga terdapat keluaran
mono yang terpisah adalah penggabungan dari keluaran (kiri/kanan) yang
juga dilengkapi dengan pengontrolan sendiri. Mungkin akan terdapat
banyak sekali terminal pada panel belakangnya.
Struktur Audio Mixer
Jalur masukan (input) biasanya dibagi menjadi beberapa bagian:
- Input Jacks / penguat muka mikropon (Microphone preamps)
- Basic input controls
- Channel EQ (High, Mid high,Mid and low)
- Bagian Routing termasuk Direct Outs, Aux-sends, Panning control and pengalamatan Subgroup
- Input Faders
- Subgroup faders
- Output controls termasuk Master level controls, EQ dan/atau Matrix routing
Pada konsul mixer buatan yamaha di samping beberapa bagian tersebut
diberi kode-kode warna untuk memudahkan identifikasi yang cepat oleh
operator.
Tergantung dari jenis mixernya, apakah itu input mono atau stereo memiliki jalur input dengan pengaturan sendiri-sendiri pada setiap inputnya. Pada sebagian besar mixer, setiap kanal mempunyai jenis input XLR,RCA, atau Jack input ukuran 1/4 inci.
Tergantung dari jenis mixernya, apakah itu input mono atau stereo memiliki jalur input dengan pengaturan sendiri-sendiri pada setiap inputnya. Pada sebagian besar mixer, setiap kanal mempunyai jenis input XLR,RCA, atau Jack input ukuran 1/4 inci.
Basic input controls
Dibawah setiap inputnya, biasanya terdapat beberapa pengatur putar
(knobs, pots). Pertama biasanya sebuah pengatur gain atau disebut trim.
Input akan mengatur sinyal dari peralatan luar dan dan kontrol ini akan
mengatur besarnya penguatan atau atenuasi sinyal yang diperlukan agar
level sinyalnya memadai untuk proses selanjutnya. Pada langkah ini,
dimana sebagian besar noise dan interferensi akan berpengaruh besar,
dimana biasanya mikropon mempunyai gain kurang lebih +50 dB, gain
sebesar ini bisa mengalami gangguan.
Balanced inputs dan konektor-konektor, seperti jenis XLR
,Tip-Ring-Sleeve (TRS), jack 1/4 inci, akan mengurangi masalah gangguan
ini. Kemudian akan banyak titik masuk setelah tingkat buffer/gain
tersebut, dimana jika ada send atau return dari prosesor luar hanya akan
berpengaruh pada kanal yang ada tersebut. titik masukan (inser points)
biasanya digunakan dengan efek untuk mengatur amplitudo sinyal, seperti
pembatas derau (noise gates), pelebar (expander) dan pengompres
(compressor).
Auxiliary send routing
The Auxiliary send mengarahkan sebuah sinyal yang masuk terpisah ke sebuah jalur auxiliary yang dapat digunakan dengan peralatan luar. . Auxiliary sends , apakah itu pre-fader or post-fader,dimana level pada sebuah pre-fade send diatur dengan the Auxiliary send control, sedangkan post-fade sends tergantung pada posisi channel fadernya. . Auxiliary sends
dapat pula untuk mengirim sinyal ke prosesor luar seperti reverb, yang
kemudian dapat diumpan masukkan kembali melalui kanal yang lain atau
dimasukkan ke auxiliary returns yang ada pada mixer tersebut. Pre-fade auxiliary sends
dapat digunakan untuk menyediakan sebuah monitor mix pada musisi di
atas panggung, dimana pada monitor mix ini mandiri dari jalur mixing
utama.
Channel EQ
Pengaturan kanal yang lebih lanjut yaitu channel EQ. Pengaturan ini
mengatur ekualisasi nada-nada frekuensi nada rendah (bass), nada
menengah (midrange) dan nada tinggi (treble). Pada sebagian besar konsul
mixing berukuran lebar (24 kanal atau lebih) biasanya mempunyai sweep
equalization dalam satu atau lebih jalur frekuensi yang ada yang disebut
parametric equalizer.
Mixer dengan ukuran lebih kecil mempunyai beberapa atau bahkan tidak
mempunyai sama sekali equalizer ini. Equalizer juga mengatur agar level
frekuensi siara yang diatur tidak terjadi cliping yang akan mengganggu
kualitas suara yang dihasilkan kanal tersebut. beberapa mixer masih
mempunyai sebuah kontrol equalizer umum pada tingkat outputnya.
Subgroup and mix routing
Setiap kanal pada mixer mempunyai sebuah rotary audio tapper
berbentuk potensiometer atau potensio meter geser untuk mengontrol level
volume tiap kanal agar lebih mudah. Banyaknya input menentukan juga
berapa audio fader yang ada. Kemudian dari setiap kanal yang ada
disatukan ke jalur main "mix", atau masih dibagi lagi ke beberapa
submix. Kompleksitas pengaturan ini tergantung pada aplikasi apa mixer
tersebut akan digunakan. Dan juga, pada mixer tersebut disediakan
"insert point" untuk setiap bus atau juga bisa pada keseluruhan mix.
Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Audio_Mixer
This website was... how do you say it? Relevant!! Finally I have found
BalasHapussomething which helped me. Thanks a lot!
Review my weblog: auto multimarca; ,
also thank you for visiting, stay tuned
BalasHapus